Dia kembali berkiprah ke habitatnya.
Mantan Sekjen Depkimpraswil yang mengawali karir di Departemen Pekerjaan
Umum (PU) sebagai Site Engineer Pembangunan Pondasi Jembatan Karang
Semut, Yogyakarta tahun 1969-1971,ini dipercaya menjabat Menteri PU
Kabinet Indonesia Bersatu. Dia dan segenap karyawan menyambut gembira
kembalinya nama departemen ini, DPU.
Djoko Kirmanto, bagi kalangan pejabat
/karyawan di lingkungan Departemen ini adalah sosok yang bekerja keras.
Dia mulai meniti karir di Departemen PU sejak 1970 menjadi pegawai
harian pada Prosida Ditjen Air. Di kalangan rekan-rekannya di Dep. PU,
pria kelahiran Pengging, Klaten, Jawa Tengah, tanggal 5 Juli 1943
dikenal akrab dengan rekan sejawat dan anak buah dan selalu peduli
terhadap masyarakat bawah.
Nama: Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE
Lahir: Pengging, Klaten, Jawa Tengah, 5 Juli 1943
Jabatan: Menteri Pekerjaan Umum RI
Agama: Islam
Istri: Sri Suwarningsih
Jumlah Anak: Tiga orang
Lahir: Pengging, Klaten, Jawa Tengah, 5 Juli 1943
Jabatan: Menteri Pekerjaan Umum RI
Agama: Islam
Istri: Sri Suwarningsih
Jumlah Anak: Tiga orang
Pendidikan:
= S-2 Pasca Sarjana Land and Water Dev. IHE-Delft, Netherland, 1977
= S-1, Teknik Sipil Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta, 1969
= S-2 Pasca Sarjana Land and Water Dev. IHE-Delft, Netherland, 1977
= S-1, Teknik Sipil Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta, 1969
Pengalaman kerja:
= Dirjen Pengembangan Permukiman Depkimpraswil, 3 Januari 2001-21 Oktober 2004
= Asisten I Bidang Pengembangan Pembangunan Perumahan Negara, 1997-1999
= Direktur Bina Program, Direktorat Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, hingga 1997
= Direktur Bina Program, Departemen Pekerjaan Umum
= Inspektorat Wilayah, Departemen Pekerjaan Umum, 1992-1993
= Dirjen Pengembangan Permukiman Depkimpraswil, 3 Januari 2001-21 Oktober 2004
= Asisten I Bidang Pengembangan Pembangunan Perumahan Negara, 1997-1999
= Direktur Bina Program, Direktorat Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, hingga 1997
= Direktur Bina Program, Departemen Pekerjaan Umum
= Inspektorat Wilayah, Departemen Pekerjaan Umum, 1992-1993
Alamat:
Departemen Pekerjaan Umum
Jalan Pattimura No. 20
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
Telp. (021) 722.2804
Departemen Pekerjaan Umum
Jalan Pattimura No. 20
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
Telp. (021) 722.2804
Sumber:
PDTI dan pkpps abplp <abplp@yahoo.com>
PDTI dan pkpps abplp <abplp@yahoo.com>
Posisi terakhir, Djoko Kirmanto sebelum
pensiun pada November 2003 sebagai Sekjen Depkimpraswil di bawah Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah, Soenarno. Sebelumnya semasa Menteri
Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil) yang dipimpin Erna
Witoelar, Djoko Kirmanto menjabat sebagai Dirjen Pengembangan Permukiman
mulai dari tahun 1999 sampai tahun 2001.
Ayah dari tiga orang anak ini menamatkan
pendidikan terakhirnya di Land and Water Development IHE – Delft
Belanda sehingga meraih gelar Dipl. HE, sedangkan di Indonesia Djoko
mendapatkan gelar insinyur dari Tehnik Sipil Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta. Djoko yang beristrikan Sri Suwarningsih ini mengawali
karirnya di Departemen PU sebagai Site Engineer Pembangunan Pondasi
Jembatan Karang Semut, Yogyakarta tahun 1969 sampai 1971, kemudian
menjadi Pegawai Prosida Ditjen Air.
Riwayat karirnya berturut-turut Asisten
Perencana Proyek Irigasi Sadang Sulsel, Deputi Teknik Proyek Pekalen
Sampean Jatim, Deputi Kepala Staf Teknik Proyek Irigasi IDA Jakarta.
Pernah menjabat sebagai Pemimpin Proyek Banjir Jaya Ditjen Air,
Inspektur Jenderal , Direktur Bina Program Direktorat Cipta Karya, serta
Asisten I bidang Pengembangan Pembangunan Perumahan Negara.
Setelah pensiun, Djoko masih sempat
menjabat sebagai Dewan Pengawas (Dewas) dari BUMN di bidang perumahan,
Perum Perumnas. Di samping itu juga pernah menjabat sebagai Komisaris
Bumi Serpong Damai.
Dalam karirnya, dia sangat perhatian
pada sektor perumahan, serta merupakan salah satu yang mendorong
pembangunan perumahan secara horisontal di kota-kota besar sebagai upaya
mengurangai permukiman kumuh. Djoko dalam salah satu pertemuan dengan
wartawan pernah mengatakan, timbulnya permukiman kumuh ditengah kota
disebabkan warga yang ingin tinggal tidak jauh dari lokasi tempatnya
bekerja. Akhirnya mereka membangun rumah di areal yang dilarang seperti
bantaran kali karena harganya jauh lebih murah.
No comments:
Post a Comment